Identifikasi Problem Hilang Lumpur Dan pemilihan Metode Penanggulangannya

Dalam melakukan operasi pemboran tidak selalu berjalan dengan normal seperti yang diharapkan, perlu dilakukan pengidentifikasian masalah-masalah atau hambatan yang terjadi dalam pemboran tersebut. Ada beberapa faktor atau parameter yang berpengaruh dan terkait dengan hambatan pemboran. Faktor tersebut meliputi parameter yang dapat diubah dan parameter yang tidak dapat diubah (formasi). Hal tersebut sangat diperlukan karena keberhasilan suatu operasi pemboran tergantung pada cara bagaimana mengkombinasikan antara kedua faktor tersebut untuk mendapatkan hasil yang tepat.
            Salah satu Hole Problem yang sering terjadi di dalam lubang bor adalah Masalah Hilang Lumpur. Hilang lumpur adalah peristiwa hilangnya lumpur pemboran masuk ke dalam formasi. Hilang lumpur ini merupakan problem lama di dalam pemboran, yang meskipun telah banyak penelitian, tetapi masih banyak terjadi di mana-mana, serta pada kedalaman yang berbeda-beda. Hilang lumpur adakalanya terlalu besar sehingga permukaan lumpur di dalam lubang bor turun dan tekanan hidrostatik lumpur dapat menjadi lebih kecil daripada tekanan formasi. Hilang lumpur ini dapat terjadi karena porositas formasi terlalu besar dan formasi yang ditebus adalah formasi yang bergerowong (Vagula) dan bergua-gua (Cavernous) mungkin juga karena adanya celah-celah atau
retakan di dalam formasi. Sehingga dapat menimbulkan Lost Circulation pada formasi tersebut.
Salah satu identifikasinya yaitu terjadi penurunan level lumpur pada mud pit atau lumpur yang disirkulasikan tidak kembali.
Cara penanggulangannya adalah dengan cara mengurangi densitas atau berat jenis lumpur sampai tekanan hidrostatik lumpur menjadi sama dengan tekanan formasi, memasukkan sejumlah lumpur yang mengandung LCM, memasukkan Bentonite Diesel Oil (BDO) Plug sepanjang zone hilang lumpur, mengadopsi pemboran khusus seperti Blind Drilling atau pemboran dengan menggunakan udara sebagai fluidanya.
            Secara mekanis formasi yang lunak dapat menjadi rekah akibat tekanan hidrostatik naik secara tiba-tiba karena kenaikkan berat lumpur yang mendadak. Sehingga untuk mengatasinya berat lumpur harus dikurangi sampai didapat tekanan hidrostatik sama dengan tekanan formasi.
            Daerah-daerah zone hilang lumpur yang diakibatkan oleh faktor formasi seperti Vuggs, caverns, rekah alami, fissures, dan induced fracture ataupun karena faktor mekanis harus ditutup agar lumpur tidak masuk ke dalam formasi. Penutupan ini bisa dilakukan dengan memasukkan sejumlah lumpur yang mengandung konsentrasi LCM (Lost Circulation Material) yang tinggi. LCM dapat berbentuk sebagai Fibrous (serat), Flakes (serpihan), material-material yang berbentuk bulat (granular) dan campuran ketiganya. Usaha terakhir yang dilakukan untuk mengatasi hilang lumpur adalah menutup zone hilang lumpur dengan menggunakan cement plug.


Next
First
Click here for Comments

0 komentar: