Kisah Religi Luar biasa
Kamis, 06 Juni 2013
Ada seorang anak kecil kelas 4 SD yang selalu
mengucap syukur dalam keadaan apapun. Ia tinggal di
suatu desa Milaor, Camarines Sur,di Negara Filipina.
Setiap hari untuk sampai ke sekolahnya ia harus
berjalan kaki melintasi daerah yang tanahnya berbatu
dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang. Setiap kali
berhasil menyeberangi jalan raya tersebut, Andoy
selalu mampir sebentar ke Gereja untuk berdoa.
Tindakannya ini diamati oleh Pdt. Agaton. Karena
merasa terharu dengan sikap Andoy yang lugu dan
beriman tersebut. Suatu hari ketika Andoy hendak masuk ke Gereja Pdt. Agaton menyapanya.
Bpk. Pdt : "Selamat pagi Andoy, apa kabarmu? Apakah
kamu akan ke sekolah?"
Andoy : "Ya, Bapa Pendeta!" balas Andoy sambil
tersenyum.
Bpk.Pdt : "Mulai sekarang saya akan membantu dan menemani kamu menyeberangi jalan raya tersebut
setiap kali kamu akan menyeberang.
Andoy : Terima kasih, Bapa Pendeta."
Bpk. Pdt : "sekarang apa yang akan kamu lakukan?"
Andoy : "Aku hanya ingin menyapa Tuhan Yesus...
sahabatku." Lalu Pendeta itu segera meninggalkan Andoy untuk
melewatkan waktunya bersama Tuhan, tapi kemudian
Pdt. Agaton bersembunyi dibalik altar untuk
mendengarkan apa yang dibicarakan Andoy.
Andoy mulai berbicara kepada Sahabatnya
Andoy : "Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun
teman2ku yang lain melakukannya. Ayahku mengalami
musim paceklik dan yang bisa kumakan hanyalah kue
ini.Terima kasih buat kue ini Tuhan!. aku tadi melihat
anak kucing malang yang kelaparan dan aku
memberikan kueku yang terakhir buatnya.. lucunya, aku nggak begitu lapar. Lihat, ini sepatuku yang
terakhir..mungkin minggu depan aku harus berjalan
tanpa sepatu. Engkau tahu Tuhan sepatu ini akan rusak,
tapi tak mengapa..yang terpenting aku tetap dapat
pergi ke sekolah.
TuhanKu kata orang-orang kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, karena itu beberapa
temanku sudah berhenti sekolah. tolong bantu mereka
supaya bisa sekolah lagi.
Oh ya, Engkau tahu Ibu memukulku lagi. Sakit sekali,
tetapi aku bersyukur karena masih memiliki seorang
ibu. Dan rasa sakit ini pasti akan hilang. Lihatlah lukaku ini Tuhan ??? Aku tahu Engkau mampu
menyembuhkannya, disini bekas lukanya (Andoy
memegang bekas lukanya) Tolong jangan marahi Ibuku
ya..??? memang dia sedang lelah dan kuatir memikirkan
kebutuhan makanan juga biaya sekolahku .. Itulah
mengapa dia memukulku. Oh ya..Tuhan. aku rasa aku sedang jatuh cinta saat ini.
Ada seorang gadis yang cantik dikelasku, menurutMu
apakah dia akan menyukaiku?
Ah..bagaimanapun juga aku tahu bahwa Engkau tetap
menyukaiku karena aku tidak perlu menjadi siapapun
untuk menyenangkan hatiMu. Engkau adalah sahabatku.
Hei.. Tuhan temanku, ulang tahunMu tinggal dua hari
lagi, apakah Engkau gembira? Tunggu saja aku punya
hadiah untukMu. tapi ini kejutan dan Aku harap Engkau
menyukainya.Ooops aku harus pergi sekarang. Selamat
siang" Kemudian Andoy segera berlari keluar dan memanggil
Pendeta Agaton.
Andoy : "Pak Pendeta..pa Pendeta..aku sudah selesai
berbicara dengan Sahabatku, Tuhan Yesus, skarang
anda bisa menemaniku menyeberang jalan!
Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari, Andoy tidak pernah absen sekalipun.
Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di
Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah
melihat iman dan kepercayaan yang murni kepada
Allah dan bersyukur saat situasi yang sulit terjadi
seperti yang dimiliki Andoy. Saat hari Natal tiba, Pendeta Agaton jatuh sakit
sehingga dia tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di
rumah sakit. Pengelolaan Gereja diserahkan kepada 4
wanita tua yang tidak pernah tersenyum, mereka
selalu menyalahkan segala sesuatu yang diperbuat
orang lain. Hari itu tgl. 25 Desember ketika 4 wanita tua tadi
sedang berada di gereja tiba-tiba masuklah Andoy dan
hendak menyapa Sahabatnya.
Andoy: "Halo Tuhan..Aku ...'
4 Wanita : "Kurang ajar kamu bocah !!! Apakah matamu
tidak melihat kami sedang berdoa ??!!! Keluar.!!!" Andoy begitu terkejut, karena tidak pernah ia diusir
oleh Pdt.Agaton.
Andoy: "Dimana Bapa Pendeta? Dia seharusnya
membantuku menyeberangi jalan raya.. dia selalu
menyuruhku mampir lewat pintu belakang Gereja. tidak
hanya itu, aku juga harus menyapa Sahabatku, hari ini adalah hari ulang tahunNya, aku punya hadiah
untukNya ."
Ketika Andoy hendak mengambil hadiah tersebut dari
dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu
menarik kerah bajunya dan mendorongnya keluar.
Andoy sedih, bigung dan setelah berpikir sebentar ia tidak mempunyai pilihan lain kecuali sendirian
menyeberangi jalan raya tersebut.
Di situ ada sebuah tikungan yang tidak terlihat
pandangan, sebuah bus melaju dengan kencang dan
Andoy mulai menyeberang sambil melindungi hadiah
tadi di dalam bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tadi. Tiba-tiba brakkk ... (terdengar bunyi
gaduh dan bus tadi berhenti mendadak) Apa yang
terjadi? ternyata karena tidak bisa menghindari bus
besar tadi Andoy tertabrak dan tewas seketika. Orang-
orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh
Andoy yang sudah tak bernyawa. Sedih...Saat itu entah darimana munculnya tiba-tiba
datang seorang pria berjubah putih dengan wajah yang
lembut namun penuh dengan air mata, ia memeluk
tubuh Andoy dan menangis.
Orang-orangpun heran, mereka penasaran lalu
bertanya; Orang-orang : " Maaf Tuan, apakah anda keluarga bocah
malang ini ? Apakah anda mengenalnya ?"
Dengan hati yang berduka ia segera berdiri dan
berkata : "Anak ini namanya Andoy, Dia adalah
sahabatku."
Lalu diambilnya bungkusan hadiah dari dalam baju Andoy dan menaruh didadanya. Dia lalu berdiri dan
membawa pergi tubuh Andoy. Kerumunan orang
tersebut semakin penasaran...
Malam itu, Pendeta Agaton menerima berita yang
sungguh mengejutkan. Dia berkunjung ke rumah
Andoy. Ketika Pdt. Agaton bertemu dengan orangtua Andoy ia bertanya; "Bagaimana anda mengetahui
putera anda meninggal ?" Ibu Andoy menjawab sambil
menghapus airmatanya: "Seorang pria berjubah putih
yang membawanya kemari." Pdt. Agaton bertanya lagi:
"Apa katanya ?"
"Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat
sedih, sepertinya Dia mengenal Andoy dengan baik.
Tetapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan
mengenai dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan
tersenyum lembut. Dia membelai rambut Andoy dan
mencium keningnya kemudian Dia membisikkan sesuatu" Jawab ayah Andoy.
Pdt.Agaton ; "Apa yang dikatakannya ?"
Ayah Andoy menjawab; " Dia berkata Terima kasih buat
kadonya. Aku akan segera berjumpa
denganmu.engkau akan bersamaku." Dan sang Ayah
melanjutkan, "Anda tahu kemudian. semuanya itu terasa begitu indah.. aku menangis karena bahagia ..
aku tidak dapat menjelaskannya, ketika Dia
meninggalkan kami ada suatu kedamaian yang
memenuhi hati kami, Aku tahu puteraku sudah berada
di Surga sekarang. Tapi Pak Pendeta tolonglah katakan
siapakah Pria ini yang selalu bicara dengan puteraku setiap hari di Gerejamu? anda pasti mengenalnya
karena anda selalu berada disana setiap hari, kecuali
hari ini saat puteraku meninggal¡¨
Tiba-tiba air mata Pendeta Agaton menetes dipipinya,
dengan lutut gemetar Pdt. Agaton berbisik, "Dia tidak
berbicara dengan siapa-siapa.. kecuali dengan Tuhan Yesus."
Tahukah anda dimana Andoy berada sekarang? Ya ia
berada di sorga bersama Tuhan Yesus. Inginkah kita
sekalian juga ... berada di sorga nanti ? Ya kita semua
menginginkannya.
Andoy memiliki hati yang selalu bersyukur. Walaupun situasi hidup yang dialaminya sulit tetapi ia selalu
bergembira karena ia tahu Tuhan Yesus sahabatnya
selalu mengasihi dia. Melalui peristiwa tabrakan tadi
Tuhan Yesus datang menjemputnya ke sorga
++ GOD BLESS YOU ++
0 komentar: